Masih pandemi, sejumlah direksi BUMN ini tahan diri untuk mobilitas saat Idul Fitri

BERITA - JAKARTA. Pandemi Covid-19 antara Indonesia masih berlangsung, bahkan varian mutasi virus corona mulai menganut. Untuk mencegah penyebaran selanjutnya risiko penularan virus, pemerintah pun memilih akan melarang mudik Lebaran antara tahun ini.
Masyarakat juga diminta untuk menahan awak memakai membatasi mobilitas saat masa hari raya Idul Fitri tiba.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra mengatakan, momentum Idul Fitri biasanya selaku ajang untuk berkumpul bersama keluarga besar dan berkunjung ke handai tolan. Namun dalam dua tahun ini yang bertepatan dengan pandemi Covid-19, Irfan memilih menahan diri dengan berkumpul dan memilih sahaja merayakan Lebaran dengan keluarga inti saja.
"Sudah dua tahun ya Lebaran dengan keluarga inti saja. Agak aneh (dibandingkan rutinitas lebaran hadapan masa alamiah), tapi ya dinikmati. Yang terberharga kudu menahan pribadi lagi mensyukuri," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, beberapa durasi lalu.
Hal senada juga dilakukan oleh Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Silmy Karim. Sebelum pandemi, Silmy bersama keluarga biasanya memanfaatkan momentum ini demi berlibur.
Misalnya, tiga tahun sebelum pandemi, Silmy berlibur sekalian mengunjungi anandanya bahwa sedang belajar dekat Inggris.
"Semenjak Covid-19 dempet tahun lampau, kami nggak kemana-mana, belaka ke rumah orang tua saja. Taat aturan pemerintah jauh didalam memendekkan risiko penyebaran Covid-19. Rencananya (Idul Fitri 2021) belaka ke alam orang tua untuk makan bersama keluarga inti," jelas dia.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN Bob Saril pun memilih tidakk menjalankan tradisi mudik. Sebagai gantinya, Bob lebih berkonsentrasi memaksimalkan 10 hari terakhir di bulan Ramadan untuk menambah intensitas ibadah.
Menyiasati kondisi ini, Bob dan keluarga memanfaatkan media komunikasi digital kepada bersilaturahmi. Dengan begitu, kehangatan bersama keluarga pun tetap bisa terawat. Jika ada keluarga yang bertandang, maka protokol kesehatan (prokes) tetap wajib diterapkan.
"Lebaran antara Jakarta nyaris sama. Namun memang kami membatasi kepada berkumpul. Berkumpul via online zoom memakai WA grup video call. Kami agak mensyaratkan menggunakan masker bagi setiap keluarga yang mau mampir, memakai agak selalu prokes lainnya," menyingkap Bob.
Guru Besar Kesehatan Masyarakat Univesitas Indonesia Hasbullah Thabrany mengamini, dalam prediksi adapun logis jika saat Idul Fitri nanti masih gede masyarakat adapun buat berkumpul.
Dia memberikan catatan, berkumpul bisa tetap aman sejauh ada komitmen untuk disiplin menjalankan prokes. Disiplin 3M tidak bkarena lepas beserta memakai masker, menjaga jarak beserta mencuci tangan.
"Juga menghindari kerumunan agam, mengiringi tentunya mengingatkan akan lain bawah virus corona masih berprofesi ancaman. Ketimbang nantinya bergundah karena terkena Covid-19. Lebih baik berkumpul lewat jarak akan memadai, disiplin prokes," kata Hasbullah.
Jika negeri rumah kecil bersama tidak memungkinkan untuk menjaga jarak, Hasbullah menyarankan kumpul keluarga mesti dilakukan bergiliran. Jangan semua memaksakan berkumpul di durasi bahwa sama.
Saat interaksi bersama intensitas agung, mengganti masker pun kudu lebih disiplin. Sebab jika virus sudah terakumulasi hadapan dinding masker, maka sifat proteksinya bisa saja jebol. Selanjutnya, mesti diingatkan kepada setiap orang kalau menjaga keapikan bersama mencuci tangan.
Penggunaan alat makan doang harus berhati-hati. Dari segi batas, berkumpul dengan keluarga pun disarankan tidak terlampau lama untuk menurunkan risiko penularan virus.
"Memang kudu disiplin. Kita sudah saksikan ajang-ajang ibadah, misalnya saat Shalat Jumat, masjid-masjid yang disiplin tidak terjadi apa-apa," pungkas Hasbullah.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Cek Berita dan Artikel akan lain dekat Google News