Jokowi Kembalikan Subsidi Pupuk Organik, Mentan Segera Revisi Aturan

Presiden Joko Widodo memutuskan kepada mengembalikan program subsidi pupuk organik. Hal itu disampaikan Jokowi ekstra dalam berdempetan terbatas dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perinbokstrian Agus Gumiwang, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, maka Kementerian BUMN.
Usai tidak ada celah, Menteri Syahrul Yasin mengatakan akan merevisi Peraturan Menteri Pertanian No. 10-2022. Dalam aturan lama itu pemerintah belaka mengatur subsidi akan dua jenis pupuk organik ketimbang sebelumnya diperuntukkan bagi enam jenis pupuk.
Peraturan Menteri itu lagi mengatur tentang tata cara penetapan alokasi selanjutnya harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi sektor pertanian. Hal itu diperlukan untuk memastikan terpenuhinya pangan berkualitas untuk masyarakat.
“Menteri Pertanian segera mengubah Permentan No. 10-2022 beserta operasi bahwa dilakukan secara tangkas," kata Syahrul Yasin di Istana Kepresidenan, Kamis (27/4).
Syahrul menyampaikan telah mendapatkan arahan agar kebijakan pupuk perlu ditata lebih efektif maka Lampau. Oleh karena itu, Syahrul mengatakan akan menggunakan instrumen terkini.
Selain itu, Syahrul mengatakan Presiden menaruh perhatian lebih atas tersedianya pupuk organik. Maka dalam itu, Syahrul berencana menjumpai melakukan sentralisasi produksi pupuk organik yang seberjarak ini digodok penggarap Usaha Mikro, Kecil, maka Menengah.
Menurut Syahrul Kementan akan menciptakan percontohan uji coba produksi pupuk organik antara seluruh provinsi. Uji coba tercatat akan melibatkan komunitas atas asosiasi terkait.
Syahrul mencatat uji coba hendak dilakukan ala lahan seluas 1.000 hektar dalam setiap provinsi. Penambangan yang dipilih adalah cara produksi yang diciptakan masyarakat mengiringi budidaya pertanian.
Di sisi lain, Syahrul menilai penggunaan pupuk organik saat ini memerankan berguna lantaran sekitar 140.000 hektar lahan pertanian nasional telah terdegradasi.
"Untuk melimpahkan kembali, melenceng semata dengan pupuk organik. Mau tidak mau wajib dilakukan," kata Syahrul.
Alokasi Anggaran Rp 750 Miliar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan nilai subsidi yang akan diberikan senilai Rp 750 miliar. Artinya, subsidi yang didapatkan petani mencapai Rp 6.600 per Kilogram (Kg) pupuk organik.
Airlangga menyampaikan pupuk organik yang disubsidi merupakan pupuk organik granule maupun berbentuk cair. Menurutnya, program subsidi kali ini demi mengedepankan produksi untuk komunitas pertanian.
Airlangga telah ditugaskan memakai Presiden Jokowi agar program pupuk subsidi dilakukan memakai melakukan proyek percontohan. Salah satu proyek yang disinggung Kepala Negara ialah Gerakan Tani Organik dekat Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian, komunitas terkandung memproduksi pupuk organik demi bahan baku jorokan hewan dari petani sekitar. Kotoran terkandung lampau difermentasi semasa seminggu sebelum digunakan petani.
Komunitas terkandung kini dapat memproduksi pupuk organik sebanyak 3,5 ton per hari bersama harga per karung Rp 40.000. Dampak akhir dari proyek percontohan terkandung merupakan pengurangan konsumsi pupuk kimia dalam wilayah terkandung.
Sementara itu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan telah diinstruksikan menurut melakukan industrialisasi dari produksi pupuk organik dalam dalam negeri. Agus mencatat saat ini kapasitas produksi nasional pupuk organik mencapai 1,5 juta ton per tahun.
Agus menyampaikan kapasitas produksi tersebut masih sekitar lima persen dari kebutuhan campuran pupuk organik antara lahan pertanian nasional. Menurutnya, kapasitas produksi hendak ditingkatkan santak 10 persen dari kebutuhan pupuk nasional.
Kementerian Pertanian mendata total kebutuhan pupuk akibat petani nasional pada 2022 mencapai 26 juta ton. Angka tercantum didapatkan mengenai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok tentang pupuk yang diisi setiap petani di di dalam negeri.
Dengan kata lain, Agus mau meningkatkan kapasitas produksi pupuk organik sepenuh 1,1 juta ton. Namun Agus tidak menjelaskan lebih lanjut terkait lini masa pemenuhan target tercatat.